RIWAYAT ORGANISASI

RIWAYAT ORGANISASI

1. Ketua Koperasi Mahasiswa (AUB Surakarta)
2. Ketua Senat Mahasiswa (AUB Surakarta )
3. Ketua HMI Surakarta
4. Ketua Umum Rokan Hulu
5. Ketua Umum Keluarga Besar Masyarakat Riau (KBMR)
kota Batam
6. Ketua Lakspekdam NU propinsi KEPRI
7. Bendahara Lembaga Adat Melayu Kota Batam
8. Badan Tourism Promotion Board
9. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) bidang luar negri
10.Wakil bendahara KNPI kota Batam
11. Ketua KNPI Kota batam periode 2009-2012

Minggu, 31 Mei 2009

Jumat, 29 Mei 2009

Tetap Bandel, Spanduk Seluler 3 Dicabut

Kamis, 24 April 2008 | 16:46:32
Batam (BCZ) Kesekian kalinya spanduk dan neon box operator selular 3 , menjadi sasaran tim penertiban spanduk Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Batam. Dalam dua hari terakhir, sedikitnya 400-an spanduk kecil berisikan promosi operator selular baru ini dicopot dari tempatnya.

Pencopotan spanduk itu dilakukan tim penertiban Dispenda karena 3 tidak membayar pajak. Padahal, Dispenda sudah menyurati untuk dilakukan pembayaran, sesuai aturan yang tertuang dalam Perda Nomor 6 tahun 2007 tentang pajak-pajak Kota Batam.

"Kita sudah surati dan imbau perwakilannya di Batam, namun mereka mengabaikan. Akhirnya, ya kita cabut," ujar Gustian Riau, Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan Dispenda Batam, kemarin.
Ironisnya lagi, pembongkaran spanduk dan neon juga dilakukan di depan kantor 3 sendiri di barisan ruko Nagoya Hill. Ada beberapa neon dan spanduk yang dibongkar, dengan alasan, juga karena tidak membayar pajak.

Ditegaskan Gustian, dimana pun tempatnya, meski di depan kantor sendiri, pajaknya tetap diberlakukan. Apalagi spanduk itu berisikan promosi. Pada saat yang sama, tim penertiban juga memburu spanduk 3 sampai ke mal-mal. Di mal, tim penertiban juga berhasil membongkar paksa neon box yang berisikan promosi 3. Ada sebanyak 38 neon box yang dibongkar dari beberapa mal di Batam.

"Memang, mereka membuat neon box itu seolah punya tokonya, tapi logo mereka ada di situ," terang Gustian.

Akibat ketidakpatuhan 3, Gustian memperkirakan, telah terjadi potensial loss mencapai puluhan juta. Hal itu sangat disayangkan. Apalagi, menurut Gustian, kini pihaknya sedang giatnya melakukan penagihan pajak untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

"PAD itu kan untuk pembangunan juga. Dukunglah pembangunan di Batam," ujarnya sedikit kesal.

Sementara itu, pihak 3 yang dikonfirmasi mengaku belum tahu pencopotan itu.

"Spanduk yang mana ya...," ujar Adi Chandra, Territory Supervisor 3 untuk Batam ketika dikonfirmasi tadi malam.

Namun untuk pembongkaran neon box di depan kantor mereka di Nagoya Hill, ia mengaku sudah mendapatkan informasinya. Hanya, ia mengaku masih bertanya-tanya tentang pembongkaran itu, karena pihaknya sudah melakukan pembayaran melalui biro atau orang yang khusus menguruskan.

"Itu kantor distribusi 3. Saya juga sudah mendapat informasi ada pembongkaran disana," ujarnya.

Namun, ia juga membantah kalau dianggap tidak mendukung pembangunan Batam, karena tidak membayar pajak. Sejauh ini, menurutnya, selain neon box yang sudah dibayar, pihaknya juga sudah menyetor pajak yang besar ke dispenda dari pemasangan billboard. (BN/lae)

Target Reklame Picu Kritik

Written by anto
Selasa, 17 Pebruari 2009
Setahun Hanya Rp 4 Miliar
Setara Hasil 20 Hari di Surabaya

BATAM, TRIBUN-Pendapatan daerah dari sektor reklame kembali menuai kritikan. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Batam hanya menargetkan Rp 4 miliar di 2009 ini.

Ironisnya, jumlah ini sebanding dengan pajak reklame di Kota Surabaya dalam 20 hari.

“Surabaya dan Batam sama-sama kota industri kenapa pendapatan mereka lebih tinggi dan Batam rendah. Kalau dibandingkan pendapatan Batam satu tahun setara dengan pendapatan 20 hari di Surabaya,” kata Ketua Pansus Reklame DPRD Batam Yudi Kurnain, Senin (16/2).

Dalam waktu dekat, Panitia khusus (Pansus) Ranperda Reklame akan segera memanggil pihak-pihak terkait akibat banyaknya titik reklame yang tidak jelas retribusinya di Batam. Selama ini Dinas Pendapatan dan Otorita Batam saling lempar tanggung jawab sehingga sulit diketahui berapa sebesarnya potensi pajak maupun retribusi dari reklame.

Yudi menyebut pendapatan dari reklame di Surabaya meningkat terus. Tahun lalu, dari target Rp 50,7 miliar, bisa terealisasi Rp 59 miliar. Mengingat realisasi diatas target apalagi pemilu di tahun 2009 sarat dengan pemasangan iklan, mereka membuat target sebesar Rp 80,7 miliar.

Adanya perbandingan yang cukup mencolok, pansus berjanji akan melakukan audit investigasi terhadap jumlah titik reklame di Batam.

Anggota Komisi II DPRD Batam Setyasih Priherlina mengaku menerima laporan kenakalan biro jasa reklame. Dari 100 titik reklame, yang dilaporkan hanya 20 titik.

“Sedangkan 80 titik lagi tidak dilaporkan, tentu ini perlu dipertanyakan kenapa tidak dilaporkan semuanya,” kata Setyasih.

Kepala Bidang Penetapan Pajak Dispenda Batam Gustian Riau membantah adanya biro jasa punya 100 titik reklame tapi yang dilaporkan hanya 20 titik ke Dispenda. “Itu tidak benar, yang menyalahi aturan saja kita bongkar. Tak mungkin kita biarkan yang seperti itu,” katanya.

Terkait rendahnya pendapatan dari sektor reklame, Gustian mengakui sejak munculnya iklan para caleg, banyak biro jasa yang mengeluh karena iklan produknya tidak bisa dipasang lagi di papan reklame yang tersedia.

“Saya dapat laporan dari biro jasa, mereka sulit memasang iklan produk karena papan reklame yang tersedia sudah dipasangi gambar para caleg. Mereka mengeluh, tapi karena para caleg membayar retribusi juga tidak bisa langsung dibongkar begitu saja,” kata Gustian.

Gustian menyebut semua iklan para caleg tidak ada lagi yang membayar pajak, hanya membayar retribusi saja. Sesuai aturan Perda No 6 tahun 2007 tentang pajak dan retribusi daerah, retribusi dibayar setiap ganti tayang.

Dalam pertemuan beberapa waktu lalu di ruang serbaguna DPRD Batam yang dihadiri Dispenda, Dishub, Kimnakersos ada kesepakatan semua titik reklame yang dikeluarkan OB, tidak serta merta langsung bisa dipasang papan reklame, tapi harus mendapat persetujuan Kimpras, Dinas Perhubungan tentang badan jalan yang bisa dipakai dan Kominfo mengenai topik reklame yang bisa dipasang.
Saat itu juga muncul data yang berbeda. Dispenda menyebut jumlah titik reklame di Batam sebanyak 375 titik. Sedangkan laporan dari Kimnakersos Otorita Batam titik reklame yang dikeluarkan OB hanya sekitar 100 titik.(hat)

Minggu, 03 Mei 2009

DiaLoGue Event Organizer


Sekapur Sirih


Assalammualaikum WW

Ketika ide membuat blog ini muncul, yang pertama terpikir adalah "Apa yang harus saya lakukan , untuk apa saya lakukan dan kepada siapa kelakuan ini saya sampaikan" dan bagian paling sulit adalah kebiasaan saya sejak sekolah dasar paling malas menulis, pada hal tulisan tangan saya bukannya jelek sangat, paling tidak tulisan tersebut saya sendiri bisa baca.

Yang sangat merepotkan kebiasaan saya hobby menghayal. paling tidak ada tiga kali sehari waktu itu dihabiskan untuk menghayal, dua kali sebelum mandi dan sekali sebelum tidur. Nah kadang-kadang dalam menghayal itulah muncul ide. Ide macam-macamlah ada ide ngawur, ide setengah ngawur, dan ada juga ide yang serius. Ide serius ini yang jadi persoalan mau diapakan. Didiamkan malah semakin serius,disalurkan, kemana harus disalurkan, saluran formal sering tersumbat saluran umum sering macet. Nah blog ini barangkali cocok karena tidak ada aturan formal seperti tata bahasa, tata letak,tata warna kecuali tata krama, tata busana dsb.Jujur saja seumur-umur saya tak pernah belajar komputer baik dikelas formal, maupun non formal, blog inipun saya buat dengan dipandu buku pedoman, pernah memang minta tolong buatkan sama kolega, adik, bahkan anak sendiri tapi ditunggu-tunggu tak jadi-jadi.

Lewat blog ini diharapkan komunikasi antar sesama dapat terbina, berbagi informasi, berbagi cerita, dan apa saja yang pantas untuk diinformasikan. dan sebelumnya yang perlu dipahami , bahwa saya bukan pandai sangat, tapi suka sekali memandai-mandai, hidung memang tak mancung, tapi bibir yang suka mencorong,kalau nak ditambah monyongnya, mari bergabung.!!?
Batam, 8 April 2009

Pengikut